Banyak orang belum mengerti perbedaan dropship dan reseller. Padahal keduanya memiliki perbedaan yang perlu disadari bagi Anda yang hendak menjalankan bisnis online. Untuk keduanya, antara dropship dan reseller ini sama-sama menggunakan sistem dengan menjual produk yang bukan miliknya sendiri atau produk yang dimiliki oleh orang lain.

Meskipun sama-sama menjual produk orang lain, namun ternyata dropship dan reseller ini memiliki Letak perbedaan yang cukup terlihat. Meskipun sebagian orang belum mengetahui dimana letak perbedaannya tersebut, dengan mengetahui artikel ini dan membacanya sampai selesai, maka Anda tidak akan bingung lagi untuk membedakan antara dropship dan juga reseller.

 

Pengertian Dropship dan Reseller

Untuk pengertian dari dropship itu sendiri yaitu, cara atau teknik yang digunakan untuk melakukan pemasaran melalui online, yang mana untuk pelaku bisnis market online ataupun penjual diharuskan menyimpan stok barang yang ada. Hal ini dikarenakan pada saat penjual mendapatkan orderan, maka untuk bisa meneruskan orderan tersebut harus melakukan pengecekan barang dan detail pengiriman kepada pihak produsen. Dropship akan bekerja sama dengan pihak distributor ataupun supplier.

Sementara pengertian dari reseller itu sendiri yaitu pelaku bisnis online yang menjualkan produk kembali yang berasal dari supplier, distributor atau produsen yang menjalin kerjasama dengan pelaku bisnis tersebut. Untuk itu letak perbedaannya antara dropship dan reseller yaitu untuk seorang reseller diwajibkan memiliki stok barang untuk dijual. Sehingga untuk modal yang dikeluarkan reseller pun juga jauh lebih besar.

 

baca juga : 11 Cara Meningkatkan Omset Toko Kelontong

Perbedaan Antara Dropship dan Reseller

Letak perbedaan diantara keduanya yaitu antara dropship dan reseller ternyata tidak hanya pada bagian stok barang saja. Akan tetapi juga ada beberapa perbedaan yang perlu diketahui lebih rinci lagi, terutama bagi Anda yang berencana ingin menjalankan bisnis online. Untuk lebih jelasnya lagi, Anda bisa mengikuti penjelasan berikut:

 

Modal yang dikeluarkan

Berbicara mengenai modal yang harus dikeluarkan, antara dropship dan reseller memiliki jumlah modal yang tidak sama. Seperti yang telah dijelaskan pada uraian diatas bahwa untuk seorang reseller diharuskan untuk memiliki stok barang pada jumlah yang cukup banyak, sehingga secara tidak langsung, reseller harus mempunyai modal yang cukup besar.

Hal ini tentu berbeda dengan pihak dropshipper yang mana untuk modal yang dikeluarkan hanya pulsa dan kuota internet saja. Karena memang untuk pihak dropshipper ini tidak perlu melakukan penyetokan barang. Sebab itu jika Anda ingin menjalankan sebuah bisnis tanpa harus mengeluarkan banyak modal, maka menjadi dropshiper bisa dijadikan sebagai pilihan yang tepat.

 

Keuntungan yang didapatkan

Perbedaan yang terlihat antara dropship dengan reseller yaitu pada segi keuntungan yang didapatkan. Untuk pihak reseller tentunya akan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pihak dropshipper. Penyebabnya yaitu karena untuk pihak reseller tentunya mendapatkan harga yang jauh lebih kompetitif.

Untuk caranya yaitu dengan melakukan pembelian produk yang hendak dijual pada jumlah yang cukup banyak pada pihak supplier, distributor, maupun produsen. Dari sinilah maka pihak reseller merasa lebih leluasa pada saat akan menjual berbagai produk atau barang-barangnya meskipun memberikan harga dengan selisih yang cukup tinggi.

Disinilah letak keuntungan yang didapatkan oleh reseller. Semakin memberikan selisih harga yang cukup besar, tentunya keuntungan yang didapatkan nya pun juga lebih banyak.

 

Dari segi strategi pemasaran

Dropshipper dan reseller juga memiliki letak perbedaan dari segi strategi pemasarannya, yang mana untuk reseller akan menawarkan produk dan barang yang dijualnya secara langsung kepada konsumen atau pembeli. Hal ini dikarenakan untuk pihak reseller tentunya mempunyai stok barang yang jauh lebih besar. sementara untuk dropshiper tidak memiliki strategi pemasaran yang sama, karena tidak mempunyai stok barang.

Salah satu strategi pemasaran yang dilakukan oleh pihak dropshiper yaitu dengan melakukan penjualan produk-produknya melalui sosial media. Misalnya saja seperti Facebook, Instagram, website, Twitter ataupun melalui sosial media yang lainnya. Apabila dropshipper mendapatkan pembeli, maka dropshipper akan menghubungi supplier untuk membeli barang yang dipesan oleh pembeli.

 

Resiko yang didapatkan

Untuk Resiko yang didapatkan antara dropship dengan reseller tentunya juga tidaklah sama, karena untuk resiko yang didapatkan oleh reseller mempunyai tingkat kerugian yang jauh lebih tinggi dibandingkan pada pihak dropshipper. Salah satu penyebabnya yaitu pihak reseller akan melakukan penyimpanan stok barang, sehingga apabila tidak laku tentu hal ini mengalami kerugian yang cukup besar.

Hal ini berbeda dengan tingkat dropshiper yang tidak memiliki resiko kerugian apabila produk yang dijualnya tidak laku. Hal ini dikarenakan pihak dropshiper tidak melakukan penyetokan barang. Dengan hal ini apabila Anda masih merasa ragu karena sebagai pemula yang menjalankan bisnis online, menjadi dropshipper bisa dijadikan sebagai solusinya supaya terhindarkan dari yang namanya kerugian.

 

Fokus pekerjaannya

Jika dilihat dari segi fokus pekerjaannya, reseller yang mempunyai tugas dalam mencari calon pembeli yang hendak melakukan pembelian barang-barang atau produk yang ditawarkannya, lalu akan dilanjutkan dengan pengemasan maupun packing barang dan melakukan pengiriman sesuai alamat pembelinya. Hal ini memang dianggap lebih meribetkan dibandingkan dengan dropshiper.

Untuk fokus pekerjaan dari dropshiper ini Anda tidak perlu ribet pada saat ada pembeli, karena tidak perlu melakukan packing barang ataupun pengirimannya. Sementara dropshipper ini hanya memiliki tugas memasarkan produk atau barangnya saja, kemudian apabila ada pembelian maka hanya menghubungi pihak supplier saja.

Ternyata menjalankan bisnis online tidak hanya menjadi reseller atau dropship saja, karena masih ada banyak sekali bisnis online yang bisa dijalankan, terutama bagi para pemula yang ingin mencoba sukses dengan bisnis online yang dijalankannya. Namun perlu diingat bahwa untuk bisa menjalankan bisnis secara online harus menjalin kerjasama dengan pihak yang tepat supaya tidak memberikan kerugian bagi Anda sebagai pelaku bisnis online.